Kamis, 19 Mei 2011

MENGANALISA LAPORAN KEUANGAN LUAR NEGERI



·         KEBUTUHAN INFORMASI KEUANGAN
Ketersediaan & komunikasi informasi keuangan  penting untuk efisiensi pasar global. Informasi yang diperoleh berkaitan dengan tipe atau  jenis informasi yg disediakan, jangkauan geografis, bahasa publikasi, frekuensi publikasi (update), jumlah entitas pelaporan yang di data, format data ( hard copy, soft copy : michrofiche, magnetic tape dsb). Para pihak yg bertransaksi memerlukan informasi keu untuk transaksi bisnis ( seperti : jual beli barang & jasa, investasi langsung atau tidak langsung ). Jangkauan geografis Pihak yang berhubungan bisnis sering terpisah antar negara berbeda.
·         ALASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan & investasi global yang meningkat signifikan mengharuskan user ( investor) melakukan analisa terhadap laporan keuangan secara internasional, Alasannya adalah sbb :
a.       Tersedia return tinggi jika investasi dinegara lain.  Investor berinvestasi pada perusahaan luar negeri karena tertarik return yang tinggi, misalnya dinegara berkembang seperti di Asia atau Amerika Latin, terutama investasi surat berharga korporat & pemerintah 
b.      Diversifikasi resiko.  Investasi saham diberbagai negara pada leb dr 1 jenis usaha, jika terjadi fluktuasi return, maka risiko portofolio yang dihadapi lebih kecil 
c.       Peningkatan investasi pada mata uang asing.  Ketika nilai mata uang suatu negara menguat terhadap mata uang Negara lain, maka nilai investasi pada mata uang tersebut juga meningkat.
d.      Positioning pada pasar tertentu karena alasan kompetitif.  Selain sebagai sumber bahan baku & tenaga kerja murah, populasi Negara berkembang yang cukup tinggi menjadi target konsumen bagi produk-produk asal perusahaa negara maju 
e.       Tidak ada batasan kepemilikan modal di suatu perusahaa.  Pada era global, banyak negara mulai mengurangi pembatasan kepemilikan modal, sehingga perusahaan asing bisa memiliki sampai dengan 100% saham dan mengawasi operasi perusahaan & menetapkan kebijakan 
f.        Analisis industri dan pesaing. 
g.       Keputusan-keputusan dalam transaksi bisnis. Misalnya : sebelum beri kredit, kreditur harus tahu informasi keuangan debitur untuk memastikan pengembalian dana kelak. Laporan keuangan juga berperan dalam negosiasi harga penjual dan pembeli.

·         KENDALA KETERSEDIAAN INFO KEU 
Faktor-faktor yg mempengaruhi / mempersulit ketersediaan informasi keuangan dalam menganalisa LK :
1.      Realibilitas data. Banyak Negara berkembang tidak memiliki sistem yang mampu mengakumulasi data secara akurat & dapat dipercaya.
2.      Kadar Pengungkapan ( kecukupan dlm pengungkapan ). Beberapa negara membatasi pengungkapan hanya untuk kewajiban hukum. Sementara komponen Laporan  keuangan yang diwajibkan pada sebagian besar negara mungkin tidak dipublikasikan di negara lain
3.      Timeliness of information.  Rentang waktu yg terlalu lama (panjang) dari tanggal laporan keuangan sampai penerbitan laporan keuangan berakibat informasi keuangan tidak akurat dan relevan 
4.      Bahasa dan terminologi.  Perusahaan dinegara yang  berbahasa non Inggris menggunakan bahas lokal (nasional) mereka untuk publikasi laporan (Perancis, Meksiko, Austria, Spanyol, Italia dsb) Walau perbedaan bahasa dapat diseragamkan (inggris), tetapi jika terminologinya berbeda tetap saja menimbulkan penafsiran berbeda (mis : istilah “stock’ di Inggris = persediaan, di AS = saham )
5.      Perbedaan mata uang (valuta) . Jika pemakai laporan tidak memahami perbedaan mata uang dalam laporan keu, maka tidak dapat menganilisis laporan keuangan dengan baik 
6.      Perbedaan format Laporan Keuangan.  Perbedaan dalam penyajian, klasifikasi, rekening, periode akuntansi seringkali menyebabkan kesulitan analisis 
·         TREND PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN ( LK ) 
Pengungkapan atas LK menjadi trend saat ini Pasar modal global mendorong perusahaan yang ingin memperoleh dana dari sumber Luar Negeri mendisclose informasi yg dibutuhkan investor, kreditur, pengawas pasar modal dan users lain.  Pemain dalam perdagangan internasional harus mengungkapkan LK nya secara sukarela guna membantu kepentingan mereka sendiri dalam upaya mendapat tujuan investasi & perdagangan 
Penyajian (pengungkapan) LK dipengaruhi oleh :
1.      Perbedaan standar & praktek akuntansi 
2.      Perbedaan praktek bisnis 
3.      Perbedaan lingkungan operasi bisnis (budaya & ekonomi)

·         CARA ANALISA LAPORAN KEUNGAN 
Laporan Keuangan dapat dianalisa dengan 2 cara :
1.      ANALISA RASIO KEUANGAN
2.      ANALISA TREND
Analisa dapat dilakukan jika terdapat Laporan Keuangan pembanding. Keterbatasan 
Sulit dilakukan pembandingan rasio keuangan internasional karena: 
a.       Perbedaan rerangka akuntansi di tiap negara, 
b.      Perbedaan praktek bisnis, lingkungan operasi dan orientasi LK . 
c.       Pengaruh pajak. Praktek umumnya menyajikan LK yang meminimalkan laba untuk mengurangi pajak. 
d.      Keakuratan data.  Negara berkembang tidak mampu mengumpulkan data yg realible sehingga rasio keuangan yang dihasilkan juga tidak akurat. 
e.       Keterbatasan umum lainnya : berdasar historical cost ; pos tertentu berdasar estimasi & pemilihan alternatif berbeda ; sejumlah informasi penting tidak tercover dalam LK (misalnya, hubungan tenaga kerja, pengembangan & investasi tehnologi baru )

1. Analisa Rasio Keuangan 
Perangkat untuk mengevaluasi kinerja keuangan,analisis kredit, dan analisis sekuritas. Membantu pengambilan keputusan dalam menilai faktor seperti risiko kredit dan potensi earning. Dalam aplikasinya harus memahami rerangka akuntansi, praktek bisnisn & lingkungan operasi supaya analisa tidak keliru. 
2. Analisa Trend 
Menyajikan informasi tentang perubahan yang terjadi pada item (pos) tertentu dan tingkat perubahannya.n Digunakan untuk mengevaluasi tingkat pertumbuhan perusahaan dalam waktu tertentu.
Keterbatasan :
a.       Tahun dasar yang digunakan untuk item-item tertentu dapat mendistorsi trend jangka panjang. 
b.      Tahun dasar tidak boleh bernilai negatif.

·         PENGGUNAAN WEBSITE UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PENELITIAN PERUSAHAAN

Peran Internet Dalam Mengkomunikasikan Informasi Keuangan
Beberapa karakteristik Internet sangat relevan untuk pelaporan keuangan. Sebagai media komunikasi, Internet mempengaruhi aspek komunikatif dari pelaporan keuangan, seperti: akses, distribusi, interaksi, dan penyajian serta presentasi (Xiao et.al.: 2002).
a.   Akses dan Distribusi semakin mudah dan global
b.   Fitur World Wide Web seperti hypertext, hyperlinks memyediakan potensi untuk merubah cara penyajian laporan keuangan, informasi keuangan akan dapat dihubungkan langsung dengan informasi non keuangan (Xiao et.al.: 2002).
c.    Komunikasi informasi keuangan kepada stakeholder dapat dilakukan secara interaktif.

Dampak Internet Terhadap Pelaporan Keuangan
Menurut Xiao et.al. (2002), Internet akan membawa perubahan besar dalam pelaporan keuangan dalam: metode distribusi informasi, pendekatan untuk akses informasi, frekuensi pelaporan, bahasa yang digunakan, maupun permasalahan politis dan sosiologis (Xiao et.al. : 2002).
a.   Meningkatkan Penyajian Informasi Kualitatif dan Non Keuangan. Sesuai dengan penelitian Amir dan Lev (1996), dalam industri yang intensif teknologi, investor akan menilai lebih informasi non keuangan dan berusaha untuk melakukan penyesuaian kembali atas laba yang dilaporkan (Amir & Lev: 1996).
b.   Meningkatkan Disclosure. Peningkatan ekspektansi pengguna informasi keuangan dan permintaan akan informasi spesifik individual akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan informasi yang disediakan.
c.    Keberadaan Laporan Keuangan Tertulis (Tradisional). Berkaitan dengan keberadaan laporan keuangan tradisional, para ahli berpandangan bahwa laporan keuangan tradisional akan masih tetap ada dan digunakan untuk memverifikasi akurasi dari informasi keuangan yang ada di Internet (Xiao et.al. 2002).
d.   Dampak Terhadap Pengguna Informasi Keuangan.  Pengguna informasi keuangan di tempat yang jauh dan terpencil akan sangat terbantu dengan adanya penyajian informasi keuangan lewat Internet (Xiao et.al. : 2002).
e.   Dampak Terhadap Peraturan dan Standar Akuntansi. Internet akan meningkatkan kebutuhan akan standar dan peraturan global. Internet akan semakin mendorong ke arah harmonisasi standar atau penggunaan standar Internasional.
f.     Dampak Terhadap Audit. Internet akan mendorong timbulnya real-time pelaporan keuangan, sehingga akan dibutuhkan sistem audit berkelanjutan yang dilakukan oleh auditor (Rezaee et.al: 2001, Richardson & Scholz: 1999).

Penggunaan Internet Untuk 'Hubungan Investor' (Investor Relations)
Menurut Deller et.al. (1999), hubungan investor (investor relations) dapat didefinisikan sebagai strategi perusahaan dalam berkomunikasi dengan investor yang ada dan investor potensial (Deller et.al. : 1999).  Tujuan utama dari aktivitas hubungan investor adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam membuat keputusan alokasi modal. Lebih jauh lagi, aktivitas hubungan investor dapat dipandang sebagai alat untuk mengurangi atau menurunkan under atau overprice atas saham-saham perusahaan (Deller et.al.: 1999).  
Aktivitas hubungan investor juga dapat dipandang sebagai kemungkinan untuk menurunkan kemungkinan pengambilanalihan yang tidak diinginkan dengan memberikan informasi yang memiliki relevansi nilai bagi partisipan di pasar (Liener : 1993 dikutip dari Deller et.al.: 1999).
Bentuk alat hubungan investor yang paling umum digunakan secara tradisional adalah laporan keuangan perusahaan, laporan interim, laporan tahunan, press release, hasil analisa, dan diskusi (Gunther & Otterbein: 1996 dikutip dari Deller et.al.: 1999) yang dikirimkan atau diberikan melalui media pos.
Internet merupakan suatu alternatif media yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas hubungan investor dengan lebih efisien. Internet dalam hal ini menggabungkan antara kualitas informasi yang dapat diberikan kepada investor dengan biaya yang lebih ekonomis dalam memberikan informasi tersebut. Disamping itu, Internet membawa bentuk baru alat hubungan investor yaitu diskusi interaktif melalui 'chat' dengan perwakilan dari perusahaan.

Sabtu, 07 Mei 2011

TRANSLASI MATA UANG ASING



·         Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing.
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi para pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir), memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara kredit (contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkan kepada pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
·         Istilah dalam translasi mata uang asing.
Translasi adalah penjabaran mata uang asing. Translasi merupakan pertukaran mata uang asing (diatur oleh IAD no.21)
1.       Translasi terjadi apabila perusahaan anak cabang telah signifikan, dan ada MNC (Multy National Corporete)
2.       Translasi merubah satuan yang berbeda-beda menjadi satuan uang.
3.       translasi yang bermaun krus

Translasi merupakan proses penerjemahan bahasa pemograman ( source code) menjadikan sebuah file atau berupa tampilan lain. Proses Transalai meliputi istilah: Compile, Interpret, dan Link. Program aplikasi computer (perangkat lunak) yang biasa dikembangkan dapat berada dalam tiga bentuk:
1.       Source-code
2.       Intermediate-code
3.       Executable-code

Ada Dua Proses Tahap Translasi :
1.       Translasi dari source-code ke intermediate-code
2.        Translasi dari intermediate-code ke executable-code

Variasi Pendekatan Translasi
Pendekatan translasi program komputer dalam bentuk source-code ke executable-code :
1.       Full-interpretation. Translasi dari source-code langsung ke executable-code dengan menggunakan sat tahap saja.
2.       Mixed. Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (dihasilkan output file). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat interpret (tidak dihasilkan output file).
3.        Full-compilation. Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (output file ada). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat compile juga (output file ada).Kata ‘compile’ dipakai sebagai istilah translasi yang menghasilkan output file . Untuk selanjutnya, kata compile bermakna ‘translasi dari source-code ke intermediate-code (yang menghasilkan output file)’.Dalam praktek, pemakaian kata ini sangat sembarangan, bisa berarti apa.


·         Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Perlakuan-perlakuan akuntansi menyebabkan penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya dengan prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya, solusi-solusi yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan atau kerugian” translasi ini sangat dibutuhkan.

Pendekatan-pendekatan atas akuntansi bagi penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral (penundaan) hingga pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali, dengan perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.
Mayor deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.

Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.

Deferral dan Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.

No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.

Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan.

·         Pengaruh metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
1. Single Rate Method

Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.

Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.

Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva dip=roleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).

Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.

2. Multiple Rate Methods

Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.

Metode berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis.

Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.

Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.

Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.

Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.

Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.

Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa

uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.

·         Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang asing.
Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
1.      Metode Current/Non current

Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
2.      Metode Monetary/non monetary

Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
3.      Metode temporal

Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).
4.      Metode Current rate

Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
Transaksi dengan mata uang asing

Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, petimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu sutau anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local (Negara-negara domisili). Dengan demikian mata uang local (contoh euro untuk anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan perbedaan antara suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur dalam mata uang lainnya, misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli persediaan barang dagangan dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalah dollar AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam renmimbi ke dalam dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan bukunya. Dari sudut pandang induk perusahaan, kewajiban anak perusahaan berdenominasi dalam renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi

·         Hubungan translasi mata uang asing dengan inflasi

Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.