BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 1 (2002) informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba perusahaan untuk tahun yang akan datang dan menaksir resiko dalam meminjam atau dalam melakukan investasi. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Salah satu parameter kinerja perusahaan yang sering digunakan adalah laba. PSAK No. 25 tahun 2002 menyatakan bahwa laba dapat dilihat pada laporan laba rugi yang merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode tertentu.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. Tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor).
Jakarta, 9 Februari 2009 – Sampai dengan posisi Triwulan III 2009 laba bersih PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengalami kenaikan yang cukup berarti. Berdasarkan laporan keuangan Triwulan III 2009, laba bersih Telkom mencapai Rp 9,3 triliun yang berarti tumbuh 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2008. Demikian dinyatakan Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, menanggapi pernyataan Deputy Menteri Negara BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol.
Seperti dilansir di media massa (antara lain detik.com dan Bisnis Indonesia), di hadapan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Deputy Menteri Negara BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol memberikan pernyataan yang intinya menyebutkan bahwa selama tahun 2009 Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp 9,3 triliun, yang berarti turun dibanding laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp 10,619 triliun. Menurut Eddy Kurnia, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada. Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) yang terbit pada 30 September 2009, Telkom justru mengalami kenaikan laba bersih bersih sebesar 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2008.
”Faktanya, di tengah persaingan ketat industri telekomunikasi laba bersih Telkom justru naik cukup berarti,” ujar Eddy kurnia. Angka Rp 9,3 triliun yang dikemukakan oleh Deputy Menteri BUMN tersebut adalah laba bersih untuk 9 bulan pertama (sampai dengan September) 2009, bukan laba selama tahun 2009. Jadi, demikian Eddy Kurnia, perbandingan tersebut tidak apple to apple dari sisi waktu.
Dengan melihat kencederungan kinerja tahun 2009, terbuka kemungkian bagi Telkom untuk membukukan pertumbuhan laba bersih. Dipaparkan Eddy Kurnia, berdasarkan laporan keuangan konsolidasian (Unaudited), pada Triwulan III 2009, Telkom mencatat kenaikan pendapatan sebesar Rp 2.465 milyar atau 5,52% dibandingkan periode sebelumnya, yang sebagian besar berasal dari kenaikan Pendapatan Seluler sebesar Rp 2.760 miliar atau 15,10%. Pendapatan data, internet dan jasa teknologi informasi naik sebesar Rp 1.534 miliar atai 14,07%. Sementara itu pendapatan telepon tetap dan interkoneksi turun masing-masing sebesar Rp 1.078 miliar atau 14,47% dan Rp 899 miliar atau 13,54%. Tahun 2010 perseroan menargetkan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp19-20 triliun atau setara dengan dua miliar dolar AS.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengambil judul
“ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI
PERUBAHAN LABA PADA PT. TELKOM.Tbk.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah rasio-rasio keuangan mempunyai kemampuan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang pada PT. Telkom.Tbk.
1.3 Batasan Masalah
Didalam suatu penulisan harus ada batasan masalah, maka didalam penulisan ini penulis membahas tentang kemampuan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang pada PT. Telkom.Tbk.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris kemampuan rasio yang didasarkan pada data laporan keuangan terhadap prediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini secara akademis dan
aplikatif, antara lain:
1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori yang berkaitan dengan akuntansimanajemen, akuntansi keuangan dan dan kajian perataan laba.
2. Secara aplikatif, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kontribusi praktis bagi perusahaan dalam memprediksi laba dan pengambilan keputusan yang berkaitan dan bagi investor dan kreditor penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi dan memberikan kredit pada suatu perusahaan
3. Bagi pihak lain yang berkaitan, penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi atau bahan rujukan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar